Katarsis Haechan
HAPPY NEW YEAR!!
SEMOGA HARAPAN KALIAN DI TAHUN 2022 SEMUANYA AKAN TERCAPAI!!!
HAPPY READING!! HEHEHE
🌠
"Woi, nge-stalk siapa sih?! Fokus bener lo ke hape!"Haechan menatap Jaemin dengan sinis. Sejak bertemu dengan Jeno diwaktu kemarin, secara mengejutkan pun Jaemin menemuinya dan mengajaknya dengan paksa untuk gabung di tongkrongannya malam ini, bersama Jeno juga yang sedang mengambil minuman di meja bar.Tempat tongkrongan yang juga sering dijadikan arena balap liar ini ramai oleh manusia-manusia seumuran dengannya atau bahkan yang lebih tua, tapi suasana ramai ini tidak dapat merubah suasana awkward bagi Haechan. Mereka berempat, bersama Renjun, pernah saling beradu tinju beberapa bulan lalu, tapi sekarang duduk berhadapan seakan tidak yang kemarin bukanlah hal besar.Waktu itu tepat dihari kelulusan mereka, Haechan kesal dan terbawa emosi karena Jeno lagi-lagi keluar menjadi lulusan terbaik dengan peringkat pertama seangkatan. Saat itu dia melihat bagaimana Tantenya, Anggun Wijaya menyiksa Renjun dengan kata-kata pedas yang menganggap Renjun tidaklah berguna, sampai panic attack yang diderita Renjun kembali menyerang sepupunya itu.Padahal saat itu Renjun sudah mati-matian melakukan apapun, sampai harus dirawat dirumah sakit. Dan saat itu hanya Haechan yang mengetahui keadaan Renjun.Jadi Haechan datang menemui Jeno yang masih dipuji oleh Kepala Sekolah. Haechan langsung meninju Jeno dan memukulinya dengan brutal saat Jeno mencoba melawan. Tak ada yang berani turut campur dalam aksi baku hantam itu bahkan guru-guru, ataupun si Kepala Sekolah karena Haechan seperti orang kerasukan. Haechan yang dalam keadaan seperti itu akan sangat sulit diatur apalagi dihentikan. Haechan bahkan tak segan menyerang Mr. Marcus selaku guru olahraga sekolah ini, saat mencoba menarik bahu Haechan."CHAN!"Jaemin dan Renjun mencoba melerai walau kondisi tubuh Renjun masih dalam keadaan tremor.Jaemin memukul telak wajah Haechan saat melihat Jeno yang sudah terbaring lemas, hampir tidak sadarkan diri. "SADAR LO, BANGSAT! JENO SEPUPU KITA!!""Diem!" Haechan membuang ludahnya yang terasa anyir. "Jangan munafik, lo juga pasti mau kan si brengsek ini mati?" desis Haechan melanjutkan."Tapi dia masih sepupu kita, Chan." Jaemin tetap menahan Haechan yang sepertinya masih ingin memukuli Jeno meski keadaannya juga sudah ingin tumbang."Dia bikin kita tersiksa dan terasing dari keluarga sendiri. Lo sadar itu, kan?"Tapi jika dipikirkan lagi sekarang, semua yang terjadi ini memanglah bukan salah Jeno. Ayahnya saja yang terlalu egois menekannya dengan ekspektasi yang sangat tinggi. Dan saat itu Haechan hanya butuh pelampiasan dari rasa amarahnya saja."Cantik. Dia yang lo panggil si bocil kemarin, kan?"Haechan mendengus dan langsung membalik ponselnya, menutupinya dari pandangan Jeno yang ada dibelakangnya."Siapa, Jen? Siapa? Lo tau?""Gue udah liat sih, kemarin sih." Jeno menyesap minumannya. "Ah, dia artis cilik yang dulu sering kita tonton bareng Nenek Ara. Si Arghiana.""Woah, mantap inceran lo, Chan, langsung artis, loh!" Jaemin heboh berseru sambil bertepuk tangan. "Jadi lo kabur kesini sekalian nyari pacar, apa gimana, Chan?" Jaemin berucap dengan nada meledek."Kagak usah banyak bacot, setan!" sentak Haechan pada Jaemin yang hanya membalasnya dengan gelak tawa keras.Menghilangkan kekesalan dan gugup, Haechan mengambil minumannya dan menenggaknya cepat. Haechan mendesis saat minuman beralkohol itu menyerang lidahnya dengan rasa pahit.Jujur saja akhir-akhir ini, Haechan merasa ada yang aneh pada dirinya.Benar-benar sangat aneh. Karena Gia selalu ada dipikirannya, sampai Haechan sendiri tidak bisa berpikir tentang hal lain.Sampai pada akhirnya, sedari tadi dirinya terlalu asik menatapi foto-foto yang Gia upload di akun media sosialnya, yang tentu bukan perkara sulit bagi Haechan untuk menemukan Ig milik Gia yang memang sudah terkenal itu.Followersnya sudah lumayan banyak. Foto disana juga sudah berjumlah 100 lebih, padahal Gia baru membuka laman instagramnya baru dihari senin. Memang sih, kebanyakan foto disana bukan hanya foto wajah Gia, tapi ada juga pemandangan serta foto bersama teman-temannya juga.Haechan membuka ponselnya lagi, menatap satu foto yang beru beberapa detik. Difoto itu si bocil tersenyum kecil sambil menunjuk pipi dengan jari telunjuknya.Imut banget, si Bocil. Itulah kata yang terlintas dibenak Haechan.Satu direct message mengalihkan perhatiannya, dan itu dari si Bocil. Jemari Haechan segera membuka pesan itu, dan sejenak Haechan merasa kepalanya tertimpa batu.Winter.Arghi:Makasih udah like foto aku, abang Haechan 😁"Anjing!" Haechan mengumpat, hampir saja dia membanting ponsel yang sedang dipegangnya ini.Haechan jadi salah tingkah. Sial, kenapa dia bisa lupa mengganti akun utamanya dengan akun yang lain? Dan kenapa juga dia bisa men-like salah satu foto milik Gia itu?Balas, nggak, balas?Akhirnya Haechan mengetikkan suatu kalimat balasan karena tidak mau dikira bersembunyi oleh bocil itu.
Haechan.Awijaya:
Tidur lo, cil.
Pantes nggak tinggi-tinggi.
Aku masih harus belajar 😫
Haechan.Awijaya:
Yaudah belajar,
Malah main ig
Maunya gitu sih, Abang Haechan. 😅Haechan menahan senyumnya. Dibenaknya panggilan itu bahkan terdengar sampai telinganya sendiri.
Haechan.Awijaya:
Yaudah sana.
Tapi Papi sama Mami berantem dibawah.
Aku jadi nggak konsen 😪
Jadi aku main ig dulu hehehe 😁Haechan tertegun saat membacanya. Ini sudah hampir jam 2 pagi dan Gia masih belajar, sedangkan kedua orangtuanya bertengkar. Apa... keadaan keluarganya juga berantakan sama seperti dirinya?"Woi, Chan!"Haechan mengangkat kepala, melihat Jaemin yang memanggilnya."Turun tanding malam ini, taruhannya gue tambah sama hape gue.""Males." Haechan menjawab singkat. Tak peduli dengan ajakan Jaemin."Ah, nggak asik. Nih hape kalo lu jual bisa beli motor, tolol."Haechan berpikir ulang. Benar juga, kalau dirinya menang balap, dia akan punya uang bahkan lebih dari gajinya sebulan bekerja diminimarket."Pake motor gue sana." Jeno melemparkan kunci Kawasaki merah yang menjadi kesayangannya. "Jangan sampe lecet.""Lo nggak tanding?"Jeno menggeleng. "Kagak.""Kemarin si bangsat ini abis ngegasak semua hasil taruhan. Jadi malam ini dia mau rehat sambil ngabisin duit katanya," jawab Jaemin setengah menggerutu. "Gaya bener."Jeno hanya menyeringai saat Haechan mengambil kunci motornya."Bilang ke bandar, gue ikutan.""Eits, tapi kalo lo kalah, lo harus siap jadi babu gua, Chan," ucap Jaemin dengan nada riang."Lo aja yang siapin duit beli hape baru!"Dan benar saja, malam ini Haechan yang berhasil menggasak habis uang taruhan serta ponsel mahal milik Jaemin.Lumayan. Sepertinya benar, besok dia akan segera membeli motor baru.
🌠
Semalaman Gia tidak bisa tidur.Mami dan Papi kembali bertengkar dan Gia yang tengah belajar, segera menyumpal telinganya dengan airpods dan menyetelnya dengan lagu kuat-kuat. Gia tidak mau mendengarkan pertengkaran orangtuanya yang selalu membuatnya merasa ketakutan. Pernah sesekali Gia mencoba menghentikan keributan keduanya, tapi akhirnya Gia malah dimarahi dan disuruh masuk kamar.Itu urusan orang dewasa katanya.Jika sebelumnya Gia akan masuk kedalam selimut dan berdoa agar kedua orangtuanya berhenti bertengkar sambil menangis, sekarang handphone ini benar-benar bisa mengalihkan perhatiannya. Meski dirinya pun masih tetap berdoa, walau hanya didalam hati.Akhir-akhir ini hubungan kedua orangtuanya memang semakin memburuk. Entah apa alasannya, mungkin karena Papi yang sudah jarang terlihat dirumah ini, bahkan saat sarapan atau makan malam. Papi akan pergi dipagi buta, dan pulang ditengah malam. Dan itulah yang menyulut kemarahan Mami.Pada jam segini, semua teman-temannya pasti sudah tidur. Sedangkan dirinya sama sekali tidak bisa tidur karena sejak sore tadi dirinya sudah tidur. Karena bosan Gia memposting satu foto. Foto dengan pose imut, untuk menyemangati dirinya sendiri. Ditengah sepinya notifikasi dari IG-nya, Gia dikagetkan dengan satu pemberitahuan ada yang menyukai fotonya.Gia langsung tersenyum saat melihat dari foto profil yang digunakan akun itu, adalah Abang Haechan yang dikenalnya. Maka itu Gia mengetikkan satu pesan langsung pada Abang Haechan.Tak pernah Gia sangka, kalau Abang Haechan akan membalasnya. Dan balasan itu membuat Gia senang. Gia serasa mempunyai teman meski itu hanya sebatas teman chat.Tak lupa, Gia memencet mengikuti akun milik Haechan. Dan melihati foto-foto yang di posting Haechan. Ada satu foto terbaru yang paling Gia sukai, jadi Gia langsung men-screenshot foto itu dan sedikit mengeditnya. Sekarang foto itu tersimpan di galeri ponselnya.Hehe. Salahin Abang Haechannya, kenapa keliatan ganteng.Dan ditengah malam itu menjadi awal mula kedekatan mereka. Meski balasan Haechan selalu singkat dan terkesan jutek, tapi Gia masih merasa senang. Karena dengan balasan itu, Gia tidak merasa diabaikan.🌠
Bạn đang đọc truyện trên: TruyenHHH.com