TruyenHHH.com

BIGGEST FEAR (COMPLETED)

Kesepuluh

RiskaPramitaTobing

Multimedia: Zytca Ella Ivanca

*-----*

          Liburan musim panas sudah hampir tiba, Alex sedang mencoba untuk mengejar ketertinggalannya di kelas karena gadis tomboy itu banyak sekali mengurusi perusahaan Ayahnya dan meninggalkan sekolah karenanya. Seperti dua minggu belakangan ini misalnya, jangankan pergi ke sekolah dan menemui Zytca, ingin bernapas sejenak dengan sangat tenang pun gadis tomboy itu tidak bisa.

Sudah masuk minggu ke tiga sekarang dan Alex masih di sibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk hasil dari jarahan Ibunya sendiri, paksaan Jean yang berkuasa atas apapun yang harus di kerjakan oleh Alex di dalam kehidupanya.

Menaruh berkasnya ke atas meja sambil lalu melepas kaca mata bacanya, gadis tomboy itu kemudian mengurut pangkal hidungnya karena perasaan pusing yang mendra. "Kapan semua ini akan berakhir?" bisik Alex terhadap angin yang tidak bisa menjawab apa-apa. Kopi sudah dingin di atas meja dan Alex masih kebingungan soal diagram-diagram mengerikan di layar laptopnya "Brengsek! Bagaimana Aku bisa berpikir jika aku terus-terusan memikirkan Zytca seperti ini?"

Memutarkan kursinya agar ia bisa melihat mobil-mobil di bawah gedungnya, gadis tomboy itu kemudian berjalan mendekat ke jendela besarnya dan berdiri dengan tegap disana sambil tidak lupa kemudian memasukkan tangannya kedalam saku celana. Sambil tepejam menikmati angin yang keluar dari pendingin ruagan yang berada tepat di sampingnya, Alex kemudian menyentuh kaca berwarna hitam megah yang selalu saja bersih dari debu karena Jacob tidak akan membiarkan satu debu pun hinggap di gedung kesayangannya.

"Fifty shades of grey, eh?"

Mendengar suara familiar itu, Alex berbalik seraya melonggarkan dasi yang sedari tadi mencekik tenggorokannya "Zytca Ella Ivanca" Alex berbalik hanya untuk mendapati gadis cantik di belakangnya sedang menyerahkan satu misting yang penuh dengan buah-buahan. Tersenyum sambil merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya, gadis cantik itu kemudian berjingkit hanya untuk menjatuhkan ciuman sayang di rahang gadis tomboynya "Merindukanku?" tanya Zytca seraya melepaskan dasi milik Alex dan memasukannya ke dalam saku dada kemejanya.

Tidak ingin menjawab, Alex justru merengkuh pungung Zytca agar tubuh mereka semakin menempel lantas kemudian menjatuhkan ciuman manis di bibir tipis gadis cantik itu dan menggigit bibirnya dengan perasaan gemas didalam dada. "That's hurt you bitch!" dan Alex tertawa karena umpatan gadis itu "Now You know I'm a bitch. That's good" Zytca ikut terkekeh karena hinaan Alex terhadap dirinya sendiri.

Mengikuti langkah Alex menuju meja kerjanya yang terbuat dari kaca bercampur dengan kayu yang ditutupi dengan berbagai macam tumpukan buku yang terlihat memusingkan, Zytca akhirnya terduduk didepan Alex persis seperti customer lantas membuka misting bawaannya dan kemudian menyuapkan sepotong semangka pada gadis tomboy itu.

Alex menerima dengan suka hati gadis tomboy itu mengunyahnya tanpa ragu sampai kemudian Zytca tiba-tiba saja menepak tangannya yang akan membuka dokumen pekerjaan yang masih menggunung "Makan dulu" begitu katanya dngan disertai tatapan bengis persis seperti nenek lampir. Melihat pelototan menyeramkan seperti itu, Alex jadi urung untuk membuka dokumen menumpuk di depannya, meskipun nyatanya ia tetap selalu tergoda oleh layar monitornya yang dibiarkan menyala menampilkan grafik perkembangan perusahaan BLACK belakangan ini.

"Bagaimana di Sekolah? Apa semuanya baik-baik saja?" ujar Alex enggan mengalihkan perhatian dari monitornya yang terlihat mengkhawatirkan. Pegluaran barang dari perusahaan BLACK menurun setidaknya sampai dua puluh persen dari bulan kemarin, dan Alex kepusingan di buatnya. "Sekolah membosankan tanpamu" jawaban gadis cantik itu mampu membuat Alex mengalihkan pandangannya pada gadis di depannya itu.

"Sungguh?"

Zytca mengangguk mantap sebagai jawaban dan hal itu tentunya membuat Alex jadi tersenyum lebar setelahnya. "Tidak ada yang membayarku di Kantin" dan lanjutan dari kalimat Zytca tadi membuat Alex ingin segera mengunyah gadis di depannya yang tiba-tiba berubah menjadi mengesalkan. Melihat ekspresi Alex yang berubah secara signifikan, Zytca jadi terkekeh "Dan tidak ada yang membriku contekan kala sedang ada latihan matematika"

"For fuck sake Ivanca"

"HAHAHHAAHAH"


*- Riska Pramita Tobing -*


          "Bisa Kau datang ke rapat perusahaan besok pagi?"

          Alex menarik napas panjang , gadis itu baru saja sampai di kediamannya, dan Jean sudah menyuruhnya untuk pergi bekerja lagi? Ibu macam apa dia ini? Alex sempat berpikir kalau Jean adalah sosok iblis yang di balut oleh kecantikan dan juga pesona karena sifat wanita itu yang slalu saja bisa membuat siapapun memenuhi keinginannya. Wanita itu memiliki kontrol yang besar terhadap siapapun, bahkan itu terhadap anaknya sendiri.

"Mom, please. I need to take a rest. I need to go to school" Alex tahu kalai nada permohonan sekaligus lelah yang digunakannya tidak akan mampu menggoyahkan pendirian Ibunya, dan oleh sebab itu Alex cepat-cepat saja berlalu sambil berucap "Aku tidak ingin tinggal kelas, Ma." seraya menaiki tangga dengan kecepatan penuh hanya karena berharap kalau Jean tidak akan membuntutinya.

Baru saja meloncat keluar dari celana jeans-nya yang sedari tadi ia kenakan, Alex sudah mendengar ketukan di pintu seraya bunyi akses kode yang mengartikan kalau Ibunya membuntuti "Tapi ini rapat penting, Devalexa" memutarkan bola mata ke belakang karena perasaan geram, Alex kemudian mengucir rambutnya ke atas agar ia tidak perlu mencucinya hari ini "Mama mengatakan itu setiap saat. Bisa sekarang Mama keluar? Aku ingin mandi dan beristirahat agar besok Aku bisa belajar dengan benar dan mengejar ketertinggalanku di kelas"

"Keluarga Andromeda dan keluarga Ivanca serta pemimpin perusahaan HILLTON HILLS akan datang besok. Aku tahu Kau tidan akan membiarkan Zytca berbicara dengan seseorang yang pernah melecehkannya bukan?" dengan kalimat itu, Alex pergi memasuki kamar mandinya lantas segera membersihkan diri secepat mungkin agar bisa tertidur dan melupakan semuanya dengan cepat.

Menggumamkan lagu kesukaannya yang belakangan ini sering ia putar di gadgetnya, Alex kemudian memasukkan diri kedalam bathub yang telah diisi dengan air hangat. Terpejam menikmati setiap perasaan segar yang seolah-olah sedang mengekspos setiap pori-pori yang ia miliki, gadis itu kemudian menuangkan sabun cair ke atas busa lantas segera mengusapkannya ke setiap kulit yang terasa kotor karena tidak di bersihkan sejak tadi pagi.

Mengusap tulang selangkanya dengan perlahan, gadis itu kemudian menurunkan busanya sampai menuju dada, dan kemudian sampai ke pusarnya dan gadis tomboy itu tersentak secara tiba-tiba saat melihat bayangan wajah cantik bermata biru, berhidung mancung, berbibir tipis dan memiliki rambut blonde.

Alex menggelengkan kepalanya dengan keras saat ia melihat busa di tangannya yang masih berbuih. Apa-apaan itu barusan? Kenapa bisa wajah Zytca muncul disaat Alex sedang menikmati sentuhannya sendiri? Bagaimana mungkin? Apakah Alex baik-baik saja? Kenapa ia jadi menyedihkan seperti ini? Sepertinya besok ia harus mengikuti rapat yang di sarankan oleh Ibunya.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Bạn đang đọc truyện trên: TruyenHHH.com